Sabtu, 10 Desember 2016

Perbedaan Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif



Perbedaan Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif
Perbedaan-perbedaab yang mendasar yang terdapat dalam pendekatan kualitatif dan pendekatan kuantitatif menurut Prof. Parsudi Suparlan adalah sebagai berikut:
Kualitatif
Kuantitatif
Sasaran kajian atau penelitian adalah gejala-gejala sebagai saling terkait satu sama lainnya dalam hubungan-hubungan fungsional dan yang keseluruhannya merupakan sebuah satuan yang bulat dan menyeluruh dan holistik atau sistemik
Sasaran akjian atau penelitian adalah gejala-gejala yang diperlakukan sebagai satuan-satuan individu yang secara kesluruhan merupakan sebuah atau universe.
Satuan-satuan individual tidak dipilah-pilah atau diklasifikasikan dalam variabel-variabel. Satuan-satuan individual dari gejala-gejala diperlakukan sebagai bagian fungsional dari sistem, bertingkat, dan berada dalam hubungan-hubungan horisontal maupun vertikal.
Satuan-satuan individual dipilah-pilah dan digolongkan kedalam variabel-variabel, atau satuan-satuan golongan sebagai ciri-ciri tertentu, sesuai dengan kepentingan penelitian. Variabel dipisahkan dari konteksnya.
Tidak ada satuan gejala atau individual yang dicopot dari sistem dengan menggunakan teori untuk dijadikan variabel. Karena tidak ada suatu gejala apapun yang dapat menjelaskan dirinya sendiri. Ia harus dijelaskan oleh dan melalui keberadaan- gejala-gejala yang ada di dalam sistem.
Keberadaan sebuah variabel bukan hanya didukung oleh keberadaan sistemnya, tetapi didukung oleh teori metodologi yang digunakan si peneliti.
Hubungan-hubungan diantara gejala, atau satuan individual atau unsur-unsur yang dipahami. Pemahaman dilakukan dengan cara melihat hubungan-hubungan dari perspektif yang diteliti.
Hubungan-hubungan diantara variabel-variabel diukur dengan menggunakan tolok ukur yang sahih, secara hipotesis, ditentukan adanya variabel bebas dari variabel tergantung.
Tidak ada konsep sampel, terkecuali pada tahap-tahap awal pemilihan setting masalah penelitian. Sebuah kasus yang sama tipe-tipenya. Kasus adalah sebuah satuan gejala yang berdiri sendiri sebagai sebuah sistem dengan ciri-ciri tertentu yang merupakan bagian dari sistem atau sistem-sistem yang lebih luas. Sebuah kasus dapat mempunyai ciri-ciri yang sama dengan kasus atau kasus-kasus lainnya walaupun berbeda tempat dan waktunya. Hasil-hasil penelitian dari sebuah kasus dapat digunakan untuk membuat generalisasi yang mencakup kasus-kasus yang tergolong mempunyai tipe yang sama.
Karena besarnya populasi maka dalam penelitian kuantitatif digunakan sampel atau satuan jumlah terbatas dari populasi yang secara metodologi mempunyai ciri-ciri yang sama dan karena itu merupakan representasi atau wakil dari populasi.
Data yang dikumpulkan adalah data dalam bentuk narasi danangka-angka (data sensus, misalnya). Data dianalisis untuk dijadikan bukti-bukti (evidence) yang perlu diinterpretasikan untuk mendukung kebenaran dari hipotesis/proposisi yang digunakan dalam penelitian.
Data yang dikumpulkan adalah data kuantitatif atau dalam bentuk angka-angka. Data dianalisis untuk dijadikan pembuktian (proof) dalam bentuk grafis misalnya yang tidak perlu diberi interpretasi lagi oleh si peneliti yang dapat digunakan untuk menerima atau menolak hipotesa yang dibuat
Hipotesa dalam pendekatan kualitatif hipotesa kerja. Setiap penelitian terfokus pada sebuah masalah penelitian dibuat berlandaskan pada sebuah hipotesa. Sebuah hipotesa dibuat dengan mengacu pada sebuah teori atau sejumlah teori yang dijadikan kerangka atau model teori. Kerangka atau model teori tersebut digunakan untuk menjawab pertanyaan mengapa yang mengacu pada fakta-fakta sosial yang diajukan dan jawabannya adalah kebenaran sementara atau hipotesa.
Hipotesis dalam pendekatan kuantitatif adalah hipotesis uji. Satu kali sebuah hipotesa itu dibuat, maka hipotesa tersebut tidak dapat diubah.
Instrumen penelitian adalah si peneliti sendiri. Peneliti harus mempunyai pengetahuan konseptual dan teoritikal yang cukup dan mempunyai kemampuan analitik yang tinggi bila ingin berhasil dengan baik. dalam kegiatan pengumpulan data peneliti memepunyai kebebasan mengembangkan hipotesa sesuai dengan fakta-fakta dan kenyataan hidup sosial yang dihadapi dan dalam batas-batas masalah penelitiannya. Sebuah hipotesa utama yang dibuat dan diajukan dalam proposal penelitiannya dapat berubah dnegan kenyataan-kenyataan induktif yang dihadapinya dilapangan.
Instrumen penelitian adalah kuisioner. Pertanyaan-pertannyaan yang diajukan dalam kuisioner tidak boleh diinterpretasi atau diarahkan oleh pendengar kuisioner dan pertanyaan tidak boleh dikurangi atau ditambahkan.
Pemberi informasi dinamakan informan bukan responden,
Pemberi informasi dinamakan responden. Si pemberi informasi tersebut kenyataannya tidak memberi respon.
Tesis atau teori yang dihasilkan dari sebuah penelitian dengan pendekatan kualitatif adalah hakiki dari hubungan-hubungan di antara konsep-konsep atau gejala-gejala yang menjadi masalah penelitian yang dukaji.
Tesis atau teori yang dihasilkan dari sebuah penelitian berupa kecenderungan-kecenderungan yang hakekat hubungan antara variabel-variabel yang tercakup dalam masalah penelitian yang dikaji.

Sumber: Patilima, Hamid. 2013. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar