Senin, 14 November 2016

Teori-teori Urbanisasi



Teori-teori Urbanisasi
Evers dan Korff (2002) mengemukakan riset mengenai proses urbanisasi di negara berkembang sangat dipengaruhi oleh teori-teori urbanisasi Eropa dan Amerika yang berpendapat bahwa kota kecil (town) atau kota besar (city) adalah pusat kemajuan dan pembangunan serta pusat perubahan sosial. Kritik terhadap teori urbanisasi dikemukakan oleh Castells yang mengatakan bahwa kota tidak otomatis sebagai pusat modernisasi dan belum tentu pula menghimpun semua struktur modernitas.
Lima macam teori klasik dan neo-klasik tentang urbanisasi, yaitu sebagai berkut:
a.       Teori demografis tentang urbanisasi dan migrasi. Teori-teori ini disominasi oleh model faktor pendorong-penarik (push-pull factor) yang memandang kota sebagai faktor penarik (pull factor), sedangkan desa sebagai faktor pendorong (push factor). Teori ini cenderung bersifat desktiptif-analitis, yang terbatas pada framework demografis.
b.      Teori mengenai sistem kota. Teori ini mencakup kajian-kajian tentang hierarki kota dan tempat-tempat sentral.
c.       Teori kultural kota. Teori ini lebih memfokuskan pada aspek-aspek seperti “petani di perkotaan” atau budaya miskin, atau aspek-aspek yang berhubungan dengan kesadaran sosial dan perubahan citra ruang kota.
d.      Teori tentang diferensiasi ruang dan sosial serta segregasi (pemercilan) di perkotaan, yaitu ekologi sosial dalam pengertian luas. Analisis wilayah sosial diperkenalkan oleh Shkevky dan Bell. Model analisis tersebut banyak diterapkan dengan menggunakan teknologi komputer terbaru. Dengan metode ekologi faktorial dapat dilakukan analisis data yang meragukan secara efektif dengan tingkat kesalahan yang relatif kecil. Masalah utama dengan pendekatan ini adalah sulitnya menafsirkan hasil-hasilnya atau memasukannya kedalam konteks teoritis. Sampai sejauh ini, pendekatan ini belum terbutkti dapat menjelaskan fenomena underdevelopment (keterbelakangan) kota atau membedakannya dari struktur ruang kota-kota yang sudah maju dengan menggunakan metode ekologi faktorial.
e.      Teori neo-dualis. Dengan menggunakan karya-karya penulis ekonomi politik perkotaan mahzab Prancis (Castell, Lojkine, Pickvance, 1976) dan tulisan para teoritis dualis lain, Milton Santos beruapaya mengembangkan teori kota dunia ketiga, yaitu teori urbanisasi dependen. Penulis lain, Terry McGee, menaruh perhatian pada ekonomi bazar atau “sektor informal” dan ia berhasil menunjukan hasil penelitiannya yang berskala besar tentang pengasong yang merupakan unsur utama dari sektor informal (McGee dan Yeung,1978).
Sumber:
Adon Nasrullah Jamaludin.2015. soiologi Perkotaan. Bandung: Pustaka Setia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar