Senin, 14 November 2016

Startegi Penganggulangan Kemiskinan



Startegi Penganggulangan Kemiskinan
Untuk menanggulangi masalah kemiskinan diperlukan untuk memadukan berbagai kebijakan dan program pembangunan yang tersebar di berbagai sektor. Kebijakan pengentasan kemiskinan mnurut Gunawa Sumodiningrat (1998) dapat dikategorikan menjadi dua, yaitu kebijakan tidal langsung dan kebijakan yang lansung. Kebijakan tidak langsung meliput: (1) upaya menciptakan ketentraman dan kestabilan status ekonomi, sosial, dan politi; (2) mengendalaikan jumlah penduduk; (3) melestarikan lingkungan hidup dan menyiapkan kelompok masyarakat miskin melalui kegiatan pelatihan. Adapun kebijakan yang langsung mencakup: (1) pengembangan data dasar (base data) dalam penentuan kelompok sasaran (targeting); (2) penyediaan kebutuhan dasar (pangan, sandang, papan, kesehatan, dan pendidikan); (3) penciptaan kesempatan kerja; (4) program pembangunan wilayah; (5) pelayanan perkreditan.
Upaya menanggulangi masalah kemiskinan harus didpilih strategi yang dapat memperkuat peran dan posisi perekonomian rakyat dalam perekonomian nasional sehingga terjadi perubahan struktural yang meliputi pengalokasian sumber daya, penguatan kelembagaan, pemberdayaan sumber daya manusia )Sumodiningrat, 1998). Program yang dipilih harus berpihak dan memberdayakan masyarakat melalui pembangunan ekonomi dan peningkatan perekonomian rakyat. Program ini harus diwujudkan dalam langkah-langkah strategis yang diarahkan secara langsung dari perluasan akses masyarakat miskin pada sumber daya pembangunan dan menciptakan peluang bagi masyarakat paling bawah untuk berpartisipasi dalam proses pembangunan sehingga mereka mampu mengatasi kndisi keterbelakangannya. Selain itu, upaya penanggulangan kemiskinan harus didasarkan pada penentuan garis kemiskinan yang tepat dan pemahaman yang jelas mengenai sebab-sebab timbulnya persoalan tersebut.
Ada tia pendekatan dalam pemberdayaan masyarakat miskin.
1.       Pendekatan yang terarah, artinya pemberdayaan masyarakat harus berpihak kepada orang miskin
2.       Pendekatan kelompok, artinya secara bersama-sama untuk memudahkan pemecahan  masalah yang dihadapi
3.       Pendekatan ppendampingan, artinya selama proses pembentukan dan penyelenggaraan kelompok masyarakat miskin perlu didampingi oleh pendamping yang profesional sebagai fasilitator, komunikator, dan dinamisator terhadap kelompok untuk mempercepat tercapainya kemandirian (Soegijoko, 1997).
Tri Pranadji (2003) memberikan beberapa alternatif strategi yang dapat dipertimbangkan untuk pemberdayaan masyarakat miskin, yaitu sebagai berikut:
1.       Strategi Charitas (SC), yaitu strategi yang diarahkan langsung untuk menutupi gejala ketidakberdayaan masyarakat, seperti mengatasi gejala kurang pangan dan gizi pada anak balita dan ibu  menyusui dengan pemberian materi pangan yang sesuai berharga murah dan gratis.
2.       Strategi Produksi (SP), yaitu strategi yang diarahkan untuk memproduksi bahan pangan sendiri (seperti pagi atau jagung)
3.       Strategi Ekonomi (SE), yaitu strategi yang diarahkan untuk meningkatkan kegiatan ekonomi berbasis sumber daya setempat di suatu wilayah
4.       Strategi Perbaikan Agroekosistem (SAE), yaitu strategi yang diarahkan untuk memperbaiki kondisi agroekosistem yang rusak dan tidak sehat
5.       Strategi Sisiobudaya (SS), yaitu strategi yang diarahkan untuk memperbaiki tatanan masyarakat berpenghasilan rendah secara khusus dan masyarakat luas dalam arti lebih umum.
Beberapa langkah konkret yang dilakukan pemerintah sebagai upaya percepatan penanggulangan kemiskinan dan pengurangan pengangguran dijabarkan dalam berbagai program yang diharapkan menjadi instrumen utama kegiatan tersebut. berbagai program yang dilaksanakan adalah sebagai berikut:
1.       Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri (PNPM-MANDIRI) merupakan ekspansi dan integrasi program-program penanggulangan kemiskinan.
2.       Program Keluarga Haraan (PKH), berupa banuan khusus untuk pendidikan dan kesehatan
3.       Program pemerintah lain yang bertujuan meningkatkan akses masyarakat miskin pada sumber permodalan usaha mikro dan kecil, listrik pedesaan, sertifikasi tanah, kredit mikro, dan lain-lain.
Sumber:
Adon Nasrullah Jamaludin.2015. soiologi Perkotaan. Bandung: Pustaka Setia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar