Kamis, 17 November 2016

Rangkuman Teori Modernisasi dan Strukturasi Anthony Giddens



Teori Modernisasi dan Strukturasi Anthony Giddens
Sketsa biografis
  Lahir di Edmonton, London Utara 18 Januari 1938
  Seorang teoritisi sosial Inggris dan teoritisi dunia yang berpengaruh
  Belajar di Universitas Hull, London School of Econimics, dan Universitas London.
  Karya awalnya bersifat empiris dan fokus pada bunuh diri.
  Karyanya yang paling utama : The Constitution of Society: Outline of the Theory of Structuration.
  Giddens memulai petualangan intelektual dengan menelaah Karl Marx, Emile Durkheim, serta Max Weber.
  Hasilnya: “Capitalism and Modern Social Theory. An analysis of the Writings of Marx, Durkheim and Max Weber” (1971).
  Selanjutnya, Fungsionalisme Talcott Parson, Interaksionisme Simbolis Erving Goffman, Marxisme, Strukturalisme Ferdinand de Saussure dan Levi Strauss, Post-Strukturalisme Michel Foucault, pemikiran Jacques Derrida, dsb.
Juggernaut Modernitas
  Digunakan untuk melukiskan kehidupan modern
  Sebuah dunia yang dinamis dan “dunia yang tidak terkendali” (runaaway world)
Modernitas dan konsekuensi-konsekuensinya
Giddens mendefinisikan modernitas dari segi empat lembaga dasar:
  Kapitalisme
  Industrialisme
  Kemampuan pengawasan
  Pengendalian atas alat-alat kekerasan
Modernitas diberi dinamisme oleh 3 aspek esensial teori struktural:
  Penjarakan
  Pelepasan: 1)uang dan 2)sistem keahlian
  reflektivitas
penyebab konsekuensi negatif modernitas
  Kesalahan rancangan
  Kegagalan operator
Modernitas dan Identitas
  Giddens mendefinisikan dunia modern sebagai “ dunia refleksi yang meluas hingga ke inti diri...kedirian menjadi sebuah proyek refleksif”
  Giddens merasakan suatu ancaman “yang membayangi ketidakbermaknaan pribadi” yang mendasar.
Modernitas dan Keintiman
  Transformasi keintiman yang bergerak pada konsep hubungan murni
  Di dalam dunia modern keintiman dan seksualitas telah diasingkan.
The third way; solusi Giddens
  sebagai jalan keluar dari konflik antara sosialisme (yang menonjolkan negara) dan kapitalisme (yang mengagungkan peran pasar).
Giddens menyatakan bahwa pemikirannya mengenai “jalan ketiga” memiliki enam dimensi:
  Memperbaiki kembali solidaritas yang retak;
  mengakui sentralitas dari kehidupan politik;
  Menerima bahwa kepercayaan yang aktif akan menghasilkan sesuatu yang baik dari dunia politik;
  mendorong demokrasi yang dialogis, dengan adanya kesempatan dan hak yang sama dari pihak kaya maupun miskin;
  memikirkan kembali konsep negara-kesejahteraan (welfare-state); serta
  melawan kekerasan.
Teori strukturasi
  Agen vs struktur
  Agen: pelau, tindakan, aktor yang menunjuk pada orang (individu). Ciri: kemampuan refleksif dan akuntabilitas dimana aktor-aktor mempunyai stock of knowledge untuk memproduksi dan mereproduksi tindakan-tindakan mereka.
  Struktur: aturan dan sumber daya yang terbentuk dari praktik sosial sekaligus sebagai pembentuk keterulangan prkatik sosial (medium dan prkatik sosial). Struktur tak hanya membatasi (fungsionalisme) tetapi juga memberdaya.
  Dualisme Vs Dualitas
   selama ini pemikiran dalam ilmu-ilmu sosial hanya terjebak dalam dualisme (tegangan)
  teori interpretatif vs teori tindakan
  Interaksionisme simbolik vs fungsionalisme
Petentangan
  Kubu yang menekankan keutuhan AGENSI, menyimpulkan perilaku seseorang mempunyai kekuatan besar / kedaulatan penuh dalam segal hal, tanpa interupsi kekuatan struktur. (subjektifisme: fenomenologi, etnometodologi dll)
   Kubu yang menempatkan struktur sebagai pemegang yang lebih dominan dari agensi. Bagi kubu ini, manusia adalah pemain-pemain dalam  aturan yang dibuat struktur (objektivisme: strukturalisme, marxisme, fungsionalisme, dsb)
  Giddens: ”Bidang mendasar studi ilmu sosial, menurut teori strukturasii , bukanlah pengalaman aktor individual atau bentuk-bentuk kesatuan sosial tertentu, melainkan praktik sosial yang diatur melintasi ruang dan waktu”
  Bernstein (1889:23):”tujuan fundamental dari teori strukturasi adalah menjelaskan hubungan dialektika dan saling pengaruh mempengaruhi antara agen dan struktur”
  Struktur mirip dengan pedoman yang menjadi prinsip praktik-praktik di berbagai ruang dan waktu yang merupakan hasil dari tindakan kita
  Struktur mengatasi ruang dan waktu (spaceless and timeless) sehingga bisa berlaku di berbagai situasi (berbeda dengan pengertian struktur durkhemian yang mengekang (constraining), struktur Giddens lbh bersifat memberdayakan (enabling) yang memungkinkan terjadinya praktik sosial. Jadi struktur disebut sebagai sarana (medium dan resources)
  Ruang dan waktu mendapat porsi penting dalam teori strukturisasi
3 Gugus Struktur
v  (S) Signifikasi (penandaan)
Simbolis, pengungkapan, penyebutan, penandaan, dan wacana
v  (D) Dominasi (penguasaan / autorisasi)
     barang (ekonomi) à menabung di bank
     orang (politik) à memberikan suara di TPS
v  (L) Legitimasi (pembenaran)
Di dalamnya ada skemata 
Agen atau pelaku
3 Dimensi internal pelaku (psikoanalisis)
  Motivasi tak sadar (unconciousness motive)
  Kesadaran diskursif (discursive conciousness)
  Kesadara praktis (Practical conciousness)
Kritik
(Daniel Ross, Social theory: a guide to central thinker, 2002)
  Meski strukturasi mengatasi pelbagai kekurangan dalam pemikiran tradisional, teori itu bukan jawaban yang memadai bagi tugas yang menantang teori sosial kontemporer
   Proyek rekonstruksi dan sintesis Giddens dianggap sebagai teori yang masih konservatif : mengubah dualisme menjadi dualitas bukanlah pemecahan masalah. Karena teori ini sebenarnya belum mampu melenyapkan perbedaan di antara keduanya. Giddens malah dianggap sbg penerus Parsonian.
   Eklektisisme yang menunjukkan ketidakorisinilan
Layder, Ashton, dan Sung (1991)
Dlm studi tentang transisi dari sekolah ke bekerja:
“struktur dan tindakan secara empiris saling bergantung (terlibat secara mendalam), tapi sebgian otonom merupakan bidang wewenang yang dapat dipisahkan”
Ian Crib (1992)
  1. Krn Giddens memusatkan perhatian pada tindakan sosial, pemikiranya kurang memiliki kedalaman ontologis (ontological depth) à Giddens gagal menerangkan struktur sosial yang melandasi kehidupan sosial (seakan given)
  2.  kehidupan sosial yang rumit terlalu sederhana jika hanya didekati teori yang simple (Giddens menolak metateori). Kurang basis teori.
Dietz and Burns:
1.       Keagenan tidak bisa dilakukan tanpa dukungan realitas fisik dan teknologi
  1. Struktuktur (aturan) membuat tindakan tertentu yaang dapat atau mustahil dilakukan
  2. Keagenan dibatasi keagenan lain yang punya otoritas melaksanakan sanksi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar