Senin, 28 November 2016

Pembelajaran Berorientasi Aktivitas Siswa (BPAS)



Pembelajaran Berorientasi Aktivitas Siswa (BPAS)
Dalam standar proses pendidikan, pembelajaran didesain untuk membelajarkan siswa. Artinya, sistem pembelajaran menempatkan siswa sebagai subjek belajar. Dengan kata lain, pembelajaran ditekankan atau berorientasi pada aktivitas siswa (BPAS).
Ada beberapa asumsi perlunya pembelajaran berorientasi pada aktinitas siswa. Pertama, asumsi filosofis tentang pendidikan. Pendidikan merupakan usaha sadar mengembangkan manusia menuju kedewasaan, baik kedewasaan intelektual, sosial, maupun kedwasaan moral. Oleh karena itu, proses pendidikan bukan hanya mengembangkan intelektual saja, tetapi mencakup seluruh potensi yang dimiliki anak didik. Dengan demikian, hakikat pendidikan pada dasarnya adalah:
a.       Interaksi manusia
b.      Pembinaan dan pengembangan potensi manusia
c.       Berlangsung sepanjang hayat
d.      Kesesuaian dengan kemampuan dan tingkat pengembangan siswa
e.      Keseimbangan antara kebebasan subjek didik dan kewibawaan guru
f.        Peningkatan kualitas hidup manusia
Kedua, asumsi tentang siswa sebagai subjek pendidikan, yaitu:
a.       Siswa bukanlah manusia dalam ukuran mini, akan tetapi manusia yang sedang dalam tahap pembangunan
b.      Setiap manusia mempunyai kemampuan yang berbeda
c.       Anak didik pada dasarnya adalah insan yang aktif, kreatif, dan dinamis dalam menghadapi lingkungannya
d.      Anak didik memiliki motivasi untuk memenuhi kebutuhannya
Asumsi tersebut menggambarkan bahwa anak didik adalah subjek didik yang memiliki potensi dan proses pembelajaran seharusnya diarahkan untuk mengembangkan seluruh potensi yang dimiliki anak didik itu.
Ketiga, asusmsi tentang guru adalah:
a.       Guru bertanggung jawab atas tercapainya hasil belajar peserta didik
b.      Guru memiliki kemampuan profesional dalam mengajar
c.       Guru mempunyai kode etik keguruan
d.      Guru memiliki peran sebagai sumber belajar, pemimpin (organisator) dalam belajar dan memungkinkan terciptanya kondisi yang baik bagi siswa dalam belajar
Keempat, asumsi yang berkaitan dengan proses pengajaran adalah:
a.       Bahwa proses pengajaran direncanakan dan dilaksanakan sebagai suatu sistem
b.      Peristiwa belajar akan tercipta manakala anak didik berinteraksi dengan lingkungan yang diatur oleh guru
c.       Proses pengajaran akan lebih aktif apabila menggunakan metode dan teknik yang tepat dan berdaya guna
d.      Pembelajaran memberi tekanan kepada proses dan produk secara seimbang
e.      Inti prose pengajaran adalah adanya kegiatan belajar siswa secara optimal
Dalam pandangan psikologi modern belajar bukan hanya sekedar menghafal sejumlah fakta atau informasi, akan tetapi peristiwa mental dan proses berpengalaman. Oleh karena itu, setiap peristiwa pembelajaran menuntut keterlibatan intelektual-emosional siswa melalui asimilasi dan akomodasi kognitif untuk mengembangakan pengetahuan, tindakan, serta pengelaman langsung dalam rangka membentuk keterampilan (motorik, kognitif, sosial), pengahayatan serta internalisasi nilai-nilai dalam pembentukan sikap (Raka joni, 1980:2).
Setelah yang dikemukakan di muka pada Bab IV Pasal 19 Peraturan Pemerintah No.19 Tahun 2005 dikatakan bahwa proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. Hal ini menunjukan bahwa mengajar yang didesain guru harus berorientasi pada aktivitas siswa.
Sumber: Sanjaya, Wina. 2006. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar