Senin, 14 November 2016

Hubungan Manusia dan Etika



Hubungan Manusia dan Etika
Manusia dan etika merupakan sinergitas komponen kehidupan yang bertaut satu dengan yang lainnya. Manusia dalam realitas aktivitasnya selalu disinonimkan dengan etika yang melekat pada dirinya. Aktivitas perilaku seseorang selalu dibingkai dengaan nilai-nilai etika. Sehingga takaran nilai kemanusiaan seseorang diletakan pada nilai-nilai etika yang dimiliki dan diimplementasikan.
Dalam kehidupan nyata, etika mempunyai tiga fungsi yaitu sebagiamana yang akan dikemukakan berikut ini:
1.       Fungsi manusia dalam tingkah laku dan pergaulan hidup manusia
Etika tidak langsung membuat manusia menjadi lebih baik (karena itu ajaran moral), tetapi etika merupakan sarana untuk memperoleh orientasi kritis berhadapan dengan pelbagai moralitas yang membingingkan. Etika ingin menampilkan keterampilan intelektual yaitu keterampilan untuk berargumentaso secara rasional dan kritis.
Orientasi etis ini diperlukan dalam mengambil sikap yang wajar dalam suasana pluralisme. Pluralisme moral diperlukan karena:
a.       Pandangan moral yang berbeda-beda karena adanya perbedaan suku, daerah budaya dan agama yang hidup berdampingan
b.      Modernisasi membawa perubahan besar dalam struktur dan nilai kebutuhan masyarakat yang akibatnya menantang pandangan moral tradisional
c.       Berbagai ideologi menawarkan diri sebagai penuntun kehidupan, masing-masing dengan ajarannya sendiri tentang bagaimana manusia harus hidup.
Selama manusia berupaya mencari jati dirinya, eksistensi dirinya dan berada dalam suatu “situasi” kehidupan, manusia memerlukan semacam kompas moral, pegangan, dan orientasi kritis agar tidak terjebak, bingung atau terlebur dalam kehidupan yang nyata.
Peran etika menjadi nyata agar orang tidak mengalami krisis moral yang berkepanjangan. Etika dapat membangkitkan kembali semangat hidup agar manusia dapat menjadi manusia yang baik dan bijaksana melalui eksistensi, profesinya.
2.       Fungsi etika dalam pergaulan ilmiah
Etika ilmuan menyoroti bagaimana peran seorang mahasiswa, ilmuwan terhadap kegiatan yang sedang dilakukan (belajar, melakukan riset dan sebagainya). Tanggung jawab mahasiswa dan ilmuwan dipertaruhkan ketika ia dalam proses kegiatan ilmiahnya terutama dalam situasi kejujuran ilmiah.
Hal lain yanng disoroti sebagai fungsi etika dalam pergaulan ilmiah adalah masalah bebas nilai. Bebas nilai adalah suatu posisi atau keadaan dimana seorang ilmuwan (calon ilmuwan/mahasiswa) yang memiliki hak berupa kebebasan dalam melakukan kegiatan ilmiahnya. Mereka boleh meneliti apa saja sejauh itu sesuai dengan keinginan atau tujuan penelitiannya.
3.       Fungsi etika profesi
4.       Bagi seorang profesional yang bergerak di bidang tertentu, etika profesi dituangkan ke dalam suatu bentuk yang disebut dengan ‘kode etik’. Kode etik adalah sistem norma, nilai dan aturan profesional tertulis yang secara tegas menyatakan perbuatan apa yang benar atau salah, perbuatan apa yang harus dilakukan dan apa yang harus dihindari.
Sumber: Aburaera, Sukarno dkk. 2013. Filsafat Hukum: Teori dan Praktek. Jakarta: Prenada Media.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar