Kamis, 17 November 2016

GURU SEBAGAI EVALUATOR



GURU SEBAGAI EVALUATOR
Sebagai evaluator, guru berperan untuk mnegumpulkan data atau informasi tentang keberhasilan pembelajaran yang telah di dilakukan. Terdapat dua fungsi dalam memerankan perannya sebagai evaluator. Pertama, untuk menentukan keberhasilan siswa dalam mencapai tujuan yang telah ditentukan atau menentukan keberhasilansiswa dalam menyerap materi kurikulum. Kedua, untuk menentukan keberhasilan guru dalam melaksanakan seluruh kegiatan yang telah di programkan.
a.      Evaluasi untuk menentukan keberhasilan siswa
Sebagai kegiatan yang bertujuan untuk menilai keberhasilan siswa, evaluasi memegang peranan yang sangat penting, sebab, melalui evaluasi guru dapat menentukan apakah siswa yang diajarnya sudah memiliki kompetensi yang telah diterapkan, sehingga mereka layak diberikan program remedial. Sering guru beranggapan bahwa evaluasi sama dengan melakukan tes, artinya guru telah melakukan evaluasi manakala ia telah melakukan tes. Hal ini tentu kurang tepat, sebab evaluasi adalah suatu proses untuk menentukan nilai atau makna tertentu pada sesuatu yang dievaluasi. Dengan demikian tes hanya salah satu cara yang dapat dilakukan untuk menentukan makna tersebut. misalnya, si A dikatakan menguasai seluruh program pembelajaran berdasarkan hasil rangkaian evaluasi, misalnya berdasarkan hasil tes ia memperoleh skor yang bagus, berdasarkan hasil observasi ia telah dapat menerapkan ilmunya dalam kehidupan sehari-hari, berdasarkan hasil wawancara ia benar-benar tidak mnegalami kesulitas tentang bahan pelajaran yang telah dipelajarinya. Berdasarkan rangkaian proses evaluasi akhirnya guru dapat menentukan bahwa si A pantas diberi program pebelajran baru. Sebaliknya, walaupun berdasarkan hasil tes si B telah bisa mnguasai kompetensi seperti yang diharapkan, namun berdasarkan hasil wawancara observasi ia tidak menunjukan perubahan perilaku yang signifikan, misalnya dalam kemampuan berfikir, maka dapat saja guru menentukan bahwa proses pembelajaran dianggap belum berhasil.
Kelemahan yang sering terjadi sehubungan dengan pelaksanaan evaluasi selama ini adalah guru dalam menentukan keberhasilan siswa terbatas pada hasil tes biasa yang bisa dilakukan secara tertulis, akibatnya sasaranpembelajatan hanya sebatas pada kemampuan siswa untuk mengisis soal-soal yang biasa keluar dalam tes.
Disamping itu untuk meningkatkan kualitas pembelajaran, evaluasi itu juga sebaliknya dilakukan bukan hanya terhadap hasil belajar, akan tetapi juga proses belajar. Hal ini sangat penting sebab evaluasi terhadap proses belajar pada dasarnya evaluasi terhadap keterampilan intelektual secara nyata.
b.      Evaluasi untuk menentukan keberhasilan guru
Evaluasi dilakukan bukan hanya untuk siswa, akan tetapi dapat digunakan untuk menilai kinerja guru itu sendiri. Keberhasilan hasil evaluasi apakah guru telah melaksanakan proses pembelajaran sesuai dengan perencanaan atau belum, apa sajakah yang perlu diperbaiki. Evaluasi untuk menentukan keberhasilan guru tentu saja tidak sekompleks untuk menilai keberhasilan siswa, baik dilihat dari aspek waktu pelaksanaan maupun dilihat dari aspek pelaksanaan. Biasanya evaluasi ini dilakukan setelah proses pembelajaran berakhir, atau yang biasa disebut dengan post-tes.
Sumber: Sanjaya, Wina. 2006. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar