Senin, 28 November 2016

Guru dalam Implementasi PBAS



Guru dalam Implementasi PBAS
Kekeliruan yang kerap muncul adalah adanya anggapan bahwa dengan BPAS peran guru semakin berkurang. Anggapan semacam ini tentu saja tidak tepat, sebab walaupun BPAS didesain untuk meningkatkan aktivitas siswa, tidak berarti mnegakibatkan berkurangnya peran dan tanggung jawab guru. Baik guru maupun siswa sama-sama harus berperan secara penuh, oleh karena peran mereka sama-sama sebagai subjek belajar. Adapun yang membedakannya hanya terletak pada tugas apa yang harus dilakukannya. Misalnya, ketika siswa melaksanakan diskusi kelompok atau mengerjakan tugas, tidak berarti guru hanya diam dan duduk di kursi sambil membaca koran, akan tetapi secra aktif guru harus melakukan kontrol dan memeberi bantuan kepada siswa yang memerlukannya.
Dalam implementasi BPAS, guru tidak berperan sebagai satu-satunya sumber belajar yang bertugas menuangkan materi pelajaran kepada siswa, akan tetapi yang lebih penting adalah bagaimana memfasilitasi agar siswa belajar. Oleh karena itu, penerapan BPAS menuntut guru untuk kreatif dan inovatif sehingga mampu menyesuaikan kegiatan mengajarnya dengan gaya dan karakteristik belajar siswa. Untuk itu ada beberapa kegiatan yang dapat dilakukan guru, diantara adalah:
a.      Mengemukakan berbagai alternatif tujuan pembelajaran yang harus sebelum kegiatan pembelajaran dimulai. Artinya, tujuan pembelajaran tidak semata-mata ditentukan oleh guru, akan tetapi diharapkan siswa pun terlibat dalam menentukan dan merumuskannya.
b.      Menyususn tugas-tugas belajar bersam siswa. Artinya, tugas-tugas apa yang sebaiknya dikerjakan oleh siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran, tidak hanya ditentukan guru akan tetapi melibatkan siswa. Hal ini penting dilakukan untuk memupuk tanggung jawab siswa. Biasanya manakala siswa terlibat dalam menentukan jenis tugas dan batas akhir penyelesaiannya, siswa akan lebih bertanggung jawab untuk mengerjakannya.
c.       Memberikan informasi tentang kegiatan pembelajaran yang harus dilakukan. Dengan pemberitahuan rencana pembelajaran, maka siswa akan semakin paham apa yang harus dilakukan. Hal ini dapat mendorong siswa untuk belajar lebih aktif dan kreatif.
d.      Memberikan bantuan dan pelayanan kepada siswa yang memerlukannya. Guru perlu menyadari bahwa siswa memiliki kemampuan yang sangat beragam. Oleh karena keragamannya itulah guru perlu melakukan kontrol kepada siswa untuk melayani setiap siswa terutama siswa yang dianggap lambat dalam belajar.
e.      Memberikan motivasi, mendorong siswa untuk belajar, membembing, dan lain sebagainya melalui pengajuan pertanyaan-pertanyaan. Dalam BPAS pertanyaan tidak semata-mata berfungsi untuk mnguji kemampuan siswa, akan tetapi lebih dari itu. Melalui pertanyaan, guru dapat mendorong agar siswa termotivasi untuk belajar; atau melalui pertanyaan pula guru dapat membimbing siswa berpikir kritis dan kreatif. Oleh karena itu, kemampuan yang berhubungan dengan berbagai keterampilan bertanya harus dimiliki oleh guru.
f.        Membantu siswa  dalam menarik suatu kesimpulan. Dalam implementasi BPAS, guru tidak menyimpulkan sendiri pokok bahasan yang telah dipelajarinya. Proses dan kesimpulan apa yang dapat ditarik sebaiknnya diserahkan kepada siswa. Guru berperan hanya sebagai pemabntu dan pengarah dalam merumuskan kesimpulan.
Selain peran-peran di atas, masih banyak tugas lain yang menjadi tanggung jawab guru. Misalnya, manakala siswa memerlukan suatu informasi tertentu, maka guru berkewajiban unuk menunjukan dimana informasi itu dapat di peroleh siswa. Dengan demikian, guru tidak menempatkan diri sebagai sumber informasi, tetapi berperan sebagai penunuk dan fasilitator dalam memanfaatkan sumber belajar.
Sumber: Sanjaya, Wina. 2006. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar